Minggu, 02 Januari 2011

Sang Maha Pembolak-Balik Hati

Sepuluh tahun lalu si cantik, sebut saja begitu, selalu meludah di depan muka setiap anak-anak aktivis Rohis (kerohanian Islam) di sekolahku. Baginya, sosok berkerudung lebar seperti teman-teman kita tersebut adalah 'kaum sok suci' yang selalu membatasi kebebasan berekspresi, padahal masih remaja, 'masih bebas donk', begitu pikirnya. Juga pernah dari lidahnya keluar cacian bahwa seorang teman terkena sakit cacar karena penyakit kulit yang tertular dari teman yang menutup aurat itu. Astaghfirrulloh.

Tak kalah meresahkan dengan ulah si cantik, sesosok wanita berusia sangat senior yang sangat kuhormati, sebut saja kanjeng Ratu, pernah membaluri hidupnya dalam lumpur pengkhianatan pada Sang Tuhan. Bukan hanya berbuat syirik dengan pergi ke dukun, beliau juga sering bersumpah serapah yang sangat menyakitkan hati. Salah satu kalimat mengerikan pernah meluncur dari mulutnya, "Saya tak akan pernah memakai jilbab, dengar itu! dan kalau anakku ikutan memakai jilbab, maka Saya akan telanjang bulat dan berlari keliling lapangan!"Astaghfirrulloh...

Beliau ini benci sekali padaku, semua oleh-olehku dibuangnya, semua kenyataan yang baik-baik diubahnya menjadi cerita jelak dan jahat, memandangku bagaikan melihat musuh terbesar dengan sorot mata tajamnya seolah ingin mencincang tubuhku.

Satu lagi orang dekatku, Pak Sholeh sebutlah namanya begitu, beliau adalah guruku, yang telah dianggap seperti anak sendiri oleh orang tuaku. Beliau ini doyan belajar, memang otaknya encer, daya ingatnya mantap, cerdas sekali. Namun, setidaknya lima belas tahun lalu (waktu itu saya masih SMP), beliau masih sangat membenci sosok-sosok para da’i dan da’iyah. Baginya, sosok-sosok itu tak lebih hanya menutupi kemunafikan, terutama banyaknya peristiwa di depan matanya, yang dilaluinya sehari-hari berhubungan dengan keburukan akhlaq para jilbaber dan para aktivis dakwah kampus. Pak Sholeh pernah berujar, "Saya paling benci dengan cewek berhijab dan cowok yang sok alim, lho dek...", kira-kira redaksinya begitu, menggambarkan kebiasaan busana para aktivis dakwah kampus.

Satu persatu hari berganti, minggu bergulir bulan, tahun bergantian berulang kali... aduhai Tuhanku, keimanan seorang hamba mengalami perubahan, naik-turun bahkan saat perubahan detik ke detik berikutnya. Bahkan Oase Iman dalam catatan cinta ini dibaca oleh jutaan hamba-Nya yang saat memahami hal ini memiliki kadar keimanan yang berbeda. Kami hanya mampu memelas, Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbiy ‘alaa diinika wa’ala thoo’atika, ... "wahai Zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk tetap konsisten dalam dien-Mu dan dalam menaati-Mu.”

Setelah beberapa tahun berlalu, si cantik, kanjeng Ratu dan Pak Sholeh berjumpa kembali denganku dalam waktu yang berbeda. Kali ini, si cantik memang benar-benar cantik, tak ada lagi perangai cemberut dan cemoohan terhadap busana muslimah, malah ia telah menutup auratnya dengan baik. Tak ada yang menduga bahwa si cantik dapat berubah drastis seperti ini. Duhai teman, inilah hidayah Allah. Dia kirimkan kepada siapa saja yang dikehendakiNya.

Begitu pun kanjeng Ratu, yang dulu amat membenciku, yang dulu 'hobi' membuat air mataku membanjir, yang dulu tiap saat bersumpah-serapah dengan sentuhan hidayahNYA, berubahlah ia! Tak ada yang menyangka bahwa dulunya ia sejahat itu, sebab sekarang ia sangat menyayangiku, kata-katanya telah lembut, waktu sholatnya telah teratur, sorot matanya malah penuh rasa rindu. Alhamdulillah… Duhai Allah, Engkaulah Sang Maha pembolak-balik hati. Maka jadikanlah hati kami semua selalu berkumpul dalam cinta, dalam kasih sayang dan keridhoanMU selalu, amiin.

Temanku, jangan balas kebencian dengan dendam, sentuhlah hati dengan hati yang tulus pula, serta ingatlah satu-satunya tempat bergantung kita hanyalah Allah SWT. Maka optimislah, bahwa orang-orang yang keras hatinya, yang membenci dirimu, mencaci atau mencela disertai penyakit hati lainnya, cukup 'maklumi saja', ilmuNYA belum sampai pada mereka ini. Dan lihatlah contoh sang kanjeng Ratu yang sebegitu hebat sepak terjangnya—banyak merugikan moril dan materi bagiku dan keluarga, namun ternyata, dia bisa berubah, insya Allah, inilah petunjukNya.

Kita hanya berusaha mengajak untuk selalu mengingat Sang Khaliq, Allah berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah- hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13] : 28).

Kalau tak mengalami sendiri, sungguh diriku pun masih belum percaya sepenuhnya. Saat kubaca catatan artikel milik Pak Sholeh melalui dunia internet, semuanya berisi pujian pada Allah SWT. Kalimat-kalimatnya indah, menggambarkan kecerdasannya sebagai ilmuwan yang religious. Contohnya saat ia berujar bahwa "sesungguhnya penemuan para ilmuwan hanyalah menemukan sesuatu yang sudah diciptakan oleh Allah SWT, maka dimanakah hak untuk menyombongkan diri?" atau kalimatnya “Jangan tutupi penuaan yang terjadi padamu…karena itu mendudukanmu pada tempat dan waktu yang tepat,”subhanalloh… “Tempat kebijakan adalah diam yang mendengarkan, lisan yang menentramkan, marah yang disenyumkan, kegembiraan yang dibagikan dan sedekah yang diikhlaskan, semua hanya karena Allah semata!”nuraniku ikut tentram membaca kalimat hikmahnya. Dan bukan itu saja, dia yang dulunya mencemooh para aktivis dakwah, malah sekarang merupakan bagian dari mereka. Ya Allah… kejutan yang luar biasa di era modern ini, bahkan dengan tegasnya ia mengatakan, “wanita Islam itu bisa dilihat dengan identitas pakaiannya : auratnya hanya dibuka di depan suaminya!”, bayangkan… dulunya kalimat yang berkebalikan-lah yang meluncur dari bibirnya.

Sehingga tergelitik saya bertanya padanya, (maklumlah, sepuluh tahun kami tak berjumpa, beliau lama menuntut ilmu di negara lain, maka hal perubahan Pak Sholeh ini amatlah 'luar biasa' bagiku), “bagaimana pengalaman spiritual, kenapa mas bisa berubah begitu....?”tulisku mengirim pesan untuknya. Ternyata beliau menjawab, “Karena Allah, mas pernah mati tapi masih diberikan kesempatan hidup.. mungkin itu yang membuat mas kapok, dek...”

Secarik kata, mati. Masyaalloh... mengingat mati akan melembutkan hati dan menghancurkan ketamakan terhadap dunia. Karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat untuk banyak mengingatnya. Beliau bersabda dalam hadits yang disampaikan lewat sahabatnya yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu : “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” (HR. At-Tirmidzi no. 2307, An-Nasa`i no. 1824, Ibnu Majah no. 4258). Benar, kematian memang pelajaran berharga, dengan mengingat bahwa “Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati,” dan entah di hari ini, esok ataupun lusa 'due-datenya', maka jiwa kita akan luluh, sesegera mungkin meraih taubatan nasuha, tak ingin menemui ajal yang buruk, tak ingin berada di jalan kotor yang berselubung dosa saat mengakhiri detik nafas kehidupan.

Wahai saudara-saudari yang merindukan cinta-Nya, jangan paksa orang lain untuk menyukai atau mencintaimu, ujungnya pasti jelek dan menyakitkan. Pakailah strategi ketulusan hati baginda Rasulullah SAW, dengan cara berserah diri pada Allah SWT—mengajak mereka mencintaiNya, lebih banyak mengintrospeksi dan memperbaiki diri sendiri, dan pasti kalian dapat melihat bukti kekuasaan Allah SWT, Sang Maha Pembolak-balik Hati.

Wahai para pemilik hati yang optimis karena Allah SWT, yang selalu mengejar hidayahNYA, yang senantiasa merindukan belaian dan didikanNYA, semoga kelak kita berkumpul bersama dalam pimpinan baginda Rasulullah SAW, dalam barisan kaum yang beriman, yang selalu bertaubat, yang dirahmatiNYA, bukan dalam golongan orang yang dimurkaiNYA. Amiin… amiin Ya Robb. Wallohu ‘alam bisshowab.


(bidadari_Azzam, dengan penuh cinta, Krakow, malam 24 desember 2010)

Minggu, 19 Desember 2010

Semua Bermula Dari Mimpi

Teruslahlah bermimpi
Tapi jangan jadi pemimpi

Itu adalah salah satu dari kata mutiara yang akan selalu saya ingat. Betapa semua kesuksesan berawal dari mimpi. Dengan mimpi, kita menjadi lebih mengerti, bagaimana keadaan kita di masa depan. Dengan mimpi sebagai tujuan, kita dapat menentukan dari sekarang arah mana yang akan kita tuju untuk mencapai mimpi kita.

Teruslah bermimpi, tapi jangan jadi pemimpi. Kata-kata yang sederhana tapi memiliki arti yang sangat dalam. Tatkala banyak orang yang terbuai dalam mimpi-mimpi yang mereka buat tanpa ingin bangun untuk mengakhiri mimpi tersebut. Mereka hidup di dunia nyata tapi kehidupannya tak sesuai dengan realitas yang ada. Mereka bermimpi untuk hidup enak, menjadi orang kaya, punya mobil, punya rumah mewah tapi tak pernah ada usaha. Duduk bersantai tanpa ada gerakan untuk menjemput semua mimpi-mimpi itu.

Tak sedikit orang-orang yang merasa tak punya mimpi. Hidup mereka ibarat aliran air. Mengikuti kemana arus membawa mereka tanpa mereka bisa menahan atau memegang kendali arus tersebut. Dari percakapan dengan seorang teman beberapa hari yang lalu, saat saya bertanya tentang mimpi, dia berkata bahwa dia tak memiliki mimpi dan merasa hidupnya sudah buntu. Katanya, di tempat dia bekerja, ada banyak masalah yang tak pernah henti. Untuk mencari pekerjaan yang baru, dia tak memiliki keberanian dan keyakinan. Dia terbentur masalah usia yang menurut saya itu hanyalah sebuah ketakutan yang tak beralasan.

Sungguh terasa menyesakkan, ketika saya baru menyadari apa arti dari kata-kata “Teruslah bermimpi, tapi jangan jadi pemimpi” justru masih ada orang di luar sana yang berkata bahwa ia tak memiliki mimpi.

Sebuah mimpi yang tak hanya terpikirkan di otak lalu menguap di udara. Tetapi mimpi yang merupakan suatu tujuan ingin seperti apa kita di masa depan. Mimpi, yang bukan sekedar bunga tidur yang hadir tanpa kita sadari tapi mimpi yang terjadi dari hasil keinginan dan cita-cita kita. Kemudian berusaha untuk mengejar mimpi itu.

Sebelum saya menyadari apa itu mimpi, belum terbayang dalam otak saya, hendak menjadi apa saya kelak. Apakah hanya sekedar singgah di dunia, lahir, dewasa, sekolah, kerja, nikah dan mati?? Tapi saya tak ingin hanya seperti itu. Hidup saya harus memiliki warna. Minimal warna untuk diri saya sendiri. Yang kelak dapat mewarnai hidup orang lain. Salah satu faktor yang membuat saya memiliki mimpi adalah mengamati lebih banyak, mendengar lebih banyak dan merasa lebih banyak. Saya mengamati orang-orang di sekeliling saya, mendengar hal-hal yang dapat membuat saya menjadi semangat dan lebih membuka mata hati. Saya juga membaca buku-buku yang membuat saya menjadi lebih terpacu untuk memiliki mimpi.

Dari buku yang pernah saya baca berjudul “the secret”, bahwa keadaan kita di masa depan, berasal dari pikiran kita di masa kini. Hendak jadi apa kita nanti, kita bisa memikirkannya dari sekarang. Ketika kita berfikir sukses maka akan kesuksesanlah yang akan kita dapat, juga sebaliknya. Karena Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Maka berusahalah untuk selalu berfikir positis tentang diri sendiri maupun orang lain. Setelah kita pikirkan, lalu kita lupakan. Bukan melupakan mimpi tapi berusaha bagaimana mewujudkannya tanpa pernah fokus ke tujuan tapi berusaha semaksimal mungkin meraihnya. Sedikit demi sedikit lebih baik dari pada tidak melakukan sama sekali. Dan sukses menurut saya adalah ketika saya dapat mengeluarkan potensi yang saya punya, dengan begitu perlahan saya akan menyenangi hal-hal yang saya lakukan. Lalu perlahan uang akan datang. Bukan menjadikan uang sebagai tujuan, tapi sarana untuk mencapai tujuan.

Salah satu mimpi saya adalah ingin menjadi penulis. Tak peduli bahwa tulisan saya bagus atau jelek. Yang saya lakukan adalah terus menerus menulis. Dengan begitu saya akan terbiasa menulis. Belajar tanpa henti. Seperti kutipan yang selalu saya ingat dari novel 5 cm karya Donny Dirghantoro yaitu, jika kamu mau menulis ya tulis aja. Jangan pernah mikir. Langsung nulis aja jangan pakai mikir. Fase sekarang adalah fase saya untuk belajar dan terus belajar.

Saya amati, kebanyakan orang sudah terlanjur nyaman dengan kehidupan yang mereka jalani. Untuk berfikir mengenai perubahan, mereka merasa enggan. Karena merubah cara berfikir bukanlah suatu hal yang mudah jika telah terlena dengan kehidupan yang di anggap nyaman. Saya yakin, kebanyakan mereka memiliki potensi yang luar biasa. Karena sesungguhnya Allah telah menganugerahkan manusia dengan potensinya masing-masing. Lalu bagaimana manusia tersebut menggali dan mengembangkannya.

Dengan merubah cara berfikir dan berani bermimpi, maka kita akan bisa berjalan hendak kemana. Bukan berjalan di tempat. Berusaha berbeda dengan mimpi kita. Karena kita semua bisa, jika kita berusaha. Berusaha untuk membuat bangga diri sendiri sebelum kita membuat orang lain bangga dengan kita. Karena Allah tak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum kaum tersebut berusaha mengubahnya terlebih dahulu.

Wallahua’lam.

Senin, 04 Januari 2010

Menuju


Menuju Surga dengan Cinta
Setiap individu pasti akan merasai cinta dan mencintai sesuatu. Cinta adalah perasaan halus yang dimiliki hati setiap manusia, dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Islam, cinta merupakan masalah utama dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini karena Islam sendiri merupakan agama yang berasaskan cinta. Sabda Rasullulah SAW.: "Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan mendapat manisnya iman, yakni: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka" (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itulah Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21).
Jelaslah bahwa cinta adalah tanda kehidupan ruhani dalam aqidah orang mukmin, seperti halnya cinta juga menjadi dasar dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Selain itu, iman dalam Islam ditegakkan berdasarkan cinta dan kasih sayang, sebagaimana terlukis indah dalam sabda Rasulullah SAW : "Demi Dzat yang diriku ada di tanganNya, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman dengan sempurna hingga kamu saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR Muslim)
Dalam hadist diatas, Rasullulah SAW menegaskan bahwa jalan menuju ke syurga bergantung kepada iman, dan iman bergantung kepada cinta. Maka cinta adalah syarat dalam iman, rukun dalam aqidah, dan asas dalam agama.
Cinta dalam Islam adalah kaidah dan sistem yang mempunyai batas. Ia adalah penunjuk ke arah mendidik jiwa, membersihkan akhlaq serta mencegah atau melindungi diri daripada dosa-dosa. Cinta dapat membimbing jiwa agar bersinar cemerlang, penuh dengan perasaan cinta dan dicintai.
Sayangnya dalam kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh hawa nafsu dan menyimpang daripada tujuan murni yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita dibuai dengan lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta yang menghanyutkan kita ke dunia khayal yang merugikan. Kini bahkan banyak yang menyalahartikan makna cinta sebenarnya, sehingga terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Untuk itu, renungkanlah sejenak hakikat kehidupan kita di dunia. Rasullulah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri." Juga sabda Rasulullah, "Barang siapa ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena Allah." (HR Hakim dari Abu Hurairah).

Kamis, 05 November 2009

Manusia Bertelur

Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas. Namun perangkap-perangkap yang selama ini dibuat semua bisa diatasi dengan cara-cara yang cemerlang oleh Abu Nawas. Baginda Raja tidak putus asa. Masih ada puluhan jaring muslihat untuk menjerat Abu Nawas.
Baginda Raja beserta para menteri sering mengunjungi tempat pemandian air hangat yang hanya dikunjungi para pangeran, bangsawan dan orang-orang terkenal. Suatu sore yang cerah ketika Baginda Raja beserta para menterinya berendam di kolam, beliau berkata kepada para menteri, "Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas."
"Apakah itu wahai Paduka yang mulia ?" tanya salah seorang menteri.
"Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian datang lebih dini besok sore. Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karena aku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita." kata Baginda Raja memberi pengarahan. Baginda Raja memang sengaja tidak menyebutkan tipuan
apa yang akan digelar besok.
Abu Nawas diundang untuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri di pemandian air hangat yang terkenal itu. Seperti yang telah direncanakan, Baginda Raja dan para meriteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir telur ayam. Delapan belas butir dibagikan kepada para menterinya. Satu butir untuk dirinya sendiri. Kemudian Baginda memberi pengarahan singkat tentang apa yang telah direncanakan untuk menjebak Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas datang, Baginda Raja beserta para menteri sudah berendam di kolam. Abu Nawas melepas pakaian dan langsung ikut berendam. Abu Nawas harap-harap cemas. Kira-kira permainan apa lagi yang akan dihadapi. Mungkin permainan kali ini lebih berat karena Baginda Raja tidak memberi tenggang
waktu untuk berpikir.
Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas. Beliau berkata, "Hai Abu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dalam permainan kami"
"Permainan apakah itu Paduka yang mulia ?" tanya Abu Nawas belum mengerti.
"Kita sekali-kali melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang. Sebagai manusia kita mesti bisa dengan cara kita masing-masing." kata Baginda sambil tersenyum.
"Hamba belum mengerti Baginda yang mulia." kata Abu Nawas agak ketakutan.
"Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam dan barang siapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus dihukum!" kata Baginda.
Abu Nawas tidak berkata apa-apa. Wajahnya nampak murung. la semakin yakin dirinya tak akan bisa lolos dari lubang jebakan Baginda dengan mudah. Melihat wajah Abu Nawas murung, wajah Baginda Raja semakin berseri-seri.
"Nan sekarang apalagi yang kita tunggu. Kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing-masing." perintah Baginda Raja.
Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satu persatu dengan menanting sebutir telur ayam. Abu Nawas masih di dalam kolam. ia tentu saja tidak sempat mempersiapkan telur karena ia memang tidak tahu kalau ia diharuskan bertelur seperti ayam. Kini Abu Nawas tahu kalau Baginda Raja dan para menteri telah mempersiapkan telur masing-masing satu butir. Karena belum ada seorang manusia pun yang bisa bertelur dan tidak akan pernah ada yang bisa.
Karena dadanya mulai terasa sesak. Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan kemudian naik ke atas. Baginda Raja langsung mendekati Abu Nawas.
Abu Nawas nampak tenang, bahkan ia berlakau aneh, tiba-tiba saja ia mengeluarkan suara seperti ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa heran.
"Ampun Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri." kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.
"Kalau begitu engkau harus dihukum." kata Baginda bangga.
"Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas memohon.
"Apalagi hai Abu Nawas." kata Baginda tidak sabar.
"Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri. Sebenarnya kalau hamba mau bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka hamba tidak bertelur. Hanya ayam betina saja yang bisa bertelur. Kuk kuru yuuuuuk...!" kata Abu Nawas dengan membusungkan dada.
Baginda Raja tidak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yang semula cerah penuh kemenangan kini mendadak berubah menjadi merah padam karena malu. Sebab mereka dianggap ayam betina.
Abu Nawas memang licin, malah kini lebih licin dari pada belut. Karena merasa malu, Baginda Raja Harun Al Rasyid dan para menteri segera berpakaian dan kembali ke istana tanpa mengucapkan sapatah kata pun.
Memang Abu Nawas yang tampaknya blo'on itu sebenarnya diakui oleh para ilmuwan sebagai ahli mantiq atau ilmu logika. Gampang saja baginya untuk membolak-balikkan dan mempermainkan kata-kata guna menjatuhkan mental lawan-lawannya.

Senin, 12 Oktober 2009








TOUR DAKWAH ROHIS SMAN 5 PONTIANAK DI PURUN KECIL





Selasa, 15 September 2009

Islam Pilihan Hidup Gue!


gaulislam edisi 087/tahun ke-2 (28 Jumadil Akhir 1430 H/22 Juni 2009)

Hari gini kalau ngomongin soal remaja gaul pasti nggak jauh dari sosok cewek-cowok yang fashionable alias mereka yang selalu update penampilan sesuai tren; rambut bonding atau ala harajuku, di-highlight warna-warni, baju harus minimal distro atau FO (factory outlet). Parfum dengan segala jenisnya juga nggak ketinggalan dimasukkin ke dalam daftar belanja bulanan. Plus, supaya nggak dinilai mati gaya, handphone kudu yang 3,5G atau minimal yang GPRS connected supaya internet tetap online dan acara chatting jalan terus. Supaya nggak dianggap makhluk purbakala, info musik, film, olahraga, en fashion kudu jadi santapan harian.

Eh, ada yang protes nih kayaknya. Gue nggak segitu-gitunya deh ya. Gaul emang kudu. Remaja gitu loh. Tapi, nggak harus juga kayak gitu. Belajar yang bener en jadi orang pinter itu yang harusnya jadi tujuan! Soal baju sih yang penting enak dipake dan nggak telanjang. HP jadul bekas lengseran bokap atau nyokap? Nggak apa-apa. Yang penting kan masih bisa buat nelpon dan sms-an. Iya, ada juga kok emang remaja yang rajin belajar, hemat, baik hati, en nggak sombong lagi. Swit..swiw…

Kalau ditanya siapa remaja yang paling gaul, pasti deh pada berebut unjuk diri dengan ngeluarin semua bukti. Kalau ditanya siapa remaja peduli masa depan dan rajin belajar, yakin deh banyak yang nggak mau ketinggalan. Kalau perlu nih, pada bawa rapor untuk diperlihatkan. Kalau ditanya siapa remaja peduli masa depan plus gaul, wah ini sih pasti lebih banyak lagi yang mengaku tanpa terpaksa. Entah yang beneran sesuai realita atau cuma ngaku-ngaku biar dianggap hebat. Tapi, kalau ditanya siapa remaja yang relijius? Hmm… kira-kira pada berebut tunjuk tangan juga nggak ya? Kayaknya nggak tuh. Kebanyakan pada mundur. Remaja relijus? Wuih! Berat, bro.

Agama gue emang Islam, tapi ya gitu deh
Udah jadi hal yang umum banget para remaja lebih familiar sama urusan penyanyi papan atas, band-band ngetop, aksesoris branded. Fakta yang jamak juga remaja lebih ngerasa cool kalo ngedugem daripada ngaji. Hang out bareng temen ke kafe atau nikmatin nomat jadi hal yang kudu ada dalam agenda week end. Padahal sebagian besar remaja tersebut adalah muslim.

So what gitu loh? Agama kita emang Islam, tapi bukan berarti kita harus ketinggalan jaman kan? Kayak gitu tuh respon yang biasanya muncul kalau soal agama diungkit-ungkit ke mereka.

Ngomongin Islam dalam beraktivitas keseharian kayaknya yang gimana gitu. Kayak yang ogah banget. Udah deh nggak usah bawa-bawa agama kalo ngomongin soal fashion. Please deh nggak usah bawa-bawa Islam kalo ngomongin pacaran. Aduuuh, gue tuh cuma pengen cari hiburan, kenapa juga harus cari tahu dulu aturan Islam?

Brotha, Sista, Islam diturunkan Allah Swt. melalui Muhammad Rasulullah saw. sebagai aturan yang komplit dalam hidup dan berkehidupan. Sebagai aturan yang komplit, Islam ngatur semua urusan hidup. Urusan makan, minum, sikap ke ortu, menuntut ilmu, bergaul, nonton, denger musik, soal lingkungan hidup, kebersihan, cara ngedapetin harta, gimana ngeluarin harta, gimana hidup sehat, sampe urusan pertahanan-keamanan negara sampe politik ada semuanya dalam Islam.

Dan juga, Islam sebagai aturan hidup pastinya nggak pernah bakal ketinggalan jaman. Never ever! Hidup manusia pasti harus maju dan berkembang. Masa’ iya kalo dulu jaman nenek moyang kirim berita pake jasa merpati, sekarang tetep begitu. Kan nggak. Hari gini, jaman facebook eksis gitu lho. Kalau dua ratus tahun yang lalu kemana-mana pake onta atau kuda, masa’ iya hari gini masih naik begituan. Nggak lah, kan udah jaman motor matic, mobil matic, bis dengan bahan bakar gas nih!

Islam paham banget manusia dengan akal yang dikasih Allah Ta’ala pasti bisa bikin banyak teknologi yang memudahkan, makanya Islam nggak pernah ngekang manusia untuk terus berinovasi. Tapi, Islam juga punya aturan yang jelas gimana kemajuan teknologi nggak bikin manusia lupa diri. Nggak kayak sekarang, atas nama pembangunan berapa juta hektar hutan yang dikorbankan. Atas nama meraih identitas sebagai manusia modern jadi tega ngorbanin manusia lainnya. Sebagian kecil hidup dalam gelimang harta, sebagian besar lainnya dibiarkan hidup terlunta-lunta. Itu fakta yang terjadi saat ini, dan fenomena kayak gitu sama sekali bukan fenomena kehidupan manusia modern. Mana ada manusia modern nggak punya hati ngeliat manusia kanan-kirinya mati? Islam bikin hidup sukses, maju, sekaligus mulia dunia en akhirat, Bro,Sis!

Setiap manusia yang lahir sejatinya adalah muslim. Ketika ruh ditiupkan saat kita berusia empat bulan dalam kandungan ibu-ibu kita, kita berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt. Ikrar yang nggak sembarang ikrar! Ikrar itu sumpah kita! Kalo kita udah bersumpah bahwa nggak ada Tuhan selain Allah Ta’ala, artinya nggak ada zat lain, nggak ada sesuatu yang lain yang seharusnya kita sembah, kita turuti segala perintah dan larangan selain Allah subhanahu wa ta’ala. Kita juga sebagai muslim pastinya bersyahadah bahwa Muhammad utusan Allah Swt. Artinya, nggak ada manusia lain, satupun, di muka bumi ini, yang kita ikutin perkataannya, perbuatannya, dan diamnya, selain Muhammad saw.

Jadi remaja yang relijius, berarti remaja yang berusaha semampu mungkin untuk ngejalanin apa yang Islam perintahkan dan ngejauhin apa yang Islam larang, berdasarkan kesadaran syahadah kita pastinya. Nah, kalo menjadi sosok relijius emang konsekuensi dari syahadah, kenapa juga kita jadi minder? Kan, itu emang seharusnya. Malah kita harus berusaha keras supaya bisa mencapai level relijius itu. Tapi, bukan berarti kita juga harus sok koar-koar relijius ya. Itu sih sombong. Orang sombong nggak sesuai dengan ajaran Islam. En, berarti menodai makna relijius yang sebenarnya.

Cuma untuk Islam
Islam yang jadi jalan hidup jangan sampai deh cuma dipake kalau pas waktu tertentu aja. Pas Ramadhan aja pada rame tadarusan. Atau pas pesantren kilat, baru deh pada rame pake jilbab. Ngejalanin Islam emang kudu harian.

Tapi… gue nggak mau dibilang radikalis, fundamentalis, atau bahkan teroris. Siapa yang bilang kalau seorang muslim ingin menjadi sebenar-benarnya muslim terus jadi teroris? Ngebela diri dan agama yang dilecehin seperti yang dilakukan saudara-saudara kita di Palestina dan Irak masa’ dibilang teroris? Terus, kalau tentara Amerika dan Israel ngebantai saudara-saudara kita di sana kok nggak dibilang teroris gitu?

Terus, istilah fundamentalis en radikalis sering dikaitin sama kekerasan. Kamus bahasa Indonesia juga memasukkan kata kekerasan untuk dikaitkan dengan radikalis dan fundamentalis. Padahal nih kalo kita mau liat-liat di kamus English to English (karena kan kata radikalis dan fundamentalis dari bahasa Inggris, jadi afdolnya kita kudu liat kamus dari bahasa yang sama), fundamentalis berasal dari kata fundamental yang artinya aturan, prinsip dasar. Nah, fundamentalis berarti orang yang menerapkan aturan dan prinsip dasar.

Gimana dengan radikal? Radikal artinya dasar, perubahan yang mendasar dan menyeluruh. Orang yang radikal berarti orang yang melakukan perubahan yang mendasar dan menyeluruh.

Nah, apa salahnya coba dengan kata fundametalis dan radikal? Sebagai muslim, emang udah jadi keharusan kan untuk menerapkan aturan atau prinsip dalam Islam. Sebagai muslim kita juga kudu ngelakuin perubahan yang mendasar dan menyeluruh terhadap kehidupan saat ini yang sangat tidak adil dan jauh dari sejahtera, supaya bisa menjadi adil dan sejahtera.

Kalo ada cap orang yang fundamentalis dan radikal itu suka melakukan kekerasan, itu sih black campaign alias propapaganda negatif. Karena orang yang melakukan perubahan dengan Islam, dia pastinya harus tunduk kepada aturan Islam. Dan, Islam mengajarkan bahwa perubahan itu dilakukan dengan dakwah tanpa kekerasan.

Kalo musuh Allah Swt, musuh Islam, kasih label yang aneh-aneh ke kita itu supaya kita jadi ngeri sama Islam, terus jadi ngejauhin diri dari Islam. Kalo udah jauh dari Islam, kita jadi jauh sama tuntuntan hidup sebenarnya, kita jadi cupu, jadi lemah. Kita jadi gampang dipengaruhin sana-sini, “disuntik” pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan maunya penjajah. Kalo pemikiran kita, benar-salah menurut kita sama dengan benar-salah menurut penjajah, kita jadi gampang dijajah. Boro-boro berjuang ngusir penjajah, punya niat ngelawan aja nggak. Apa yang kayak gitu yang kita mau? Nggak lha yauw!

Islam seharusnya bikin hidup kita beda! Remaja muslim bukan remaja pasaran. Kemana-mana dia pasti menampilkan pancaran yang khas, yang nggak biasa-biasa aja. Tegas dalam bersikap. Yang menurut Allah Swt. dan Rasul-Nya itu benar (haq) maka akan tetap menjadi kebenaran. Yang menurut Allah dan Rasul-Nya itu salah (bathil), maka selamanya salah. Bukan tipe manusia plin-plan. Bukan manusia yang sukanya ikut-ikutan. Di saat yang sama dia juga tulus dalam berkasih sayang terhadap sesama. Cerdas dalam mencari solusi kehidupan, juga gaul terhadap perkembangan jaman. Pemberi solusi, bukan penyumbang masalah. Pembela kebenaran, pejuang keadilan, bukan tipe penjilat apalagi pengkhianat. Duh, jauh deh ya.

Cuma Islam yang bisa bikin remaja begitu. Cuma Islam yang bisa bikin remaja jadi powerful untuk meraih cita-cita. Nggak gampang nyerah sama keadaan. Karena dia sadar kalo cita-cita yang dia perjuangkan adalah cita-cita yang membawa maslahat bagi umat di dunia dan akhirat.

Islam wajib diperjuangkan!
Ketika seorang muslim sudah menjadikan Islam sebagai pilihan hidupnya, jadi hal yang wajar kalau dia mati-matian memperjuangkan. Seperti para pejuang Islam berikut ini:

Ibnu Mas’ud, seorang sahabat Rasulullah, membacakan al Quran di dekat Ka’bah di waktu dhuha di hadapan orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul. Orang-orang Quraisy berdiri menghampiri dia, lalu memukulinya. Tetapi Ibnu Mas’ud terus membaca al Quran sampai wajahnya babak-belur.

Shafiyyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah saw, dialah wanita pertama yang membunuh kaum musyrikin. Di pertempuran Uhud, kala kaum muslimin tercerai-berai turun dari bukit tidak mendengar perintah Rasulullah, tinggallah Ali bin Abi Thalib, Umar bi Khatab, Zubair bin Awwam (putra Shafiyyah) , dan Abu Bakar ash-Shidiq. Salah satu gembong kaum kafir, Ubay bin Khalaf mendekat untuk membunuh Rasulullah dengan tombaknya. Namun, Rasulullah mampu merebut tombak itu dan menancapkannya ke tubuh Ubay. Di sisi yang berlainan, Shafiiyah tidak berkedip memperhatikan kondisi kaum muslimin yang mulai terdesak. Semangat juangnya membara dan semakin berkobar melihat pihak kaum muslimin terdesak. Bagai singa betina, dia segera meloncat ke punggung kuda dan menyambar pedang salah seorang muslimin yang sedang berlari. Bagaikan terbang Shafiyyah memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Pedang Shafiyyah berkelebat ke sana-sini mencari sasaran musuh. Tidak sia-sia karena banyak kaum kafir Quraisy yang tewas di tangannya.

Ustadz Sayyid Quthb ketika ditanya oleh mahkamah tentang penguasa yang berhukum kepada selain apa yang diturunkan Allah (al-Quran). Beliau menjawab, “Dia Kafir.” Maka sebagian muridnya bertanya, ”Mengapa engkau berterus terang dalam masalah ini di hadapan mahkamah, padahal lehermu di antara para algojo?” Beliau menjawab, “Ada dua sebab. Sebab yang pertama: karena kami berbicara masalah akidah, maka tidak boleh tauriyah (diplomasi atau menyampaikan perkataan yang berbeda dengan isi hati). Sebab yang kedua: Tidak boleh menyatakan kalimat kekafiran bagi seorang yang diikuti orang banyak. Para pemuda yang menjadi perintis dan teladan umat, maka tidak boleh baginya menyatakan kalimat kekafiran dan bersikap tauriyah dan tidak boleh baginya mengambil dasar ayat di atas. Ketika orang-orang dekatnya mengatakan pada beliau: “Wahai Sayyid! Seandainya engkau mau mengajukan grasi”. Beliau menjawab: “Sesungguhnya jari yang menyaksikan ketauhidan Allah di dalam sholat akan menolak menuliskan satu huruf pun yang mengakui hukum thoghut. Mengapa saya harus mengajukan grasi? Jika saya diadili dengan haq, maka saya akan ridho dengan al-haq, dan jika saya diadili dengan bathil, maka saya merasa lebih besar daripada mengajukan grasi yang bathil."

Itu sedikit contoh para pejuang Islam yang dengan segenap jiwa dan raga membela Islam. Ya iya dong. Kalo Islam udah jadi pilihan hidup, tentunya harus kita bela habis-habisan. Kalo jaman sekarang, kita bisa bela Islam dengan menampilkan sosok muslim sejati di diri kita, dengan kriteria seperti yang udah dijabarin di atas.

Belum ngerasa sreg ngejadiin Islam sebagai pilihan hidup? Bisa jadi karena kita belum kenal Islam secara mendalam. Kalau belum kenal, gimana bisa jadi sayang sama Islam. Kalau nggak sayang, pasti deh nggak bakal ngejadiin Islam sebagai pilihan hidup.

Nah, supaya bisa sayang, mulai sekarang kenal en gaul deh sering-sering sama Islam. Yang rutin jadwalnya (minimal pantengin terus deh buletin gaulislam: http://gaulislam.com). Usahanya juga harus pol. Insya Allah kita pasti bakal jatuh cinta sama Islam dan akhirnya rela ngejadiin Islam sebagai pilihan hidup. Lagipula milih Islam nggak pernah ada ruginya, bikin kita selamat dunia-akhirat! Mau? Yes! [nafiisah fb: www.nafiisahfb.co.cc]